Text
Sistem Gotong Royong Pada Masyarakat Sumedang
Yanti Nisfiyanti
BALAI KAJIAN SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL BANDUNG, 2006
Sistem Gotong Royong Pada Masyarakat Sumedang
iii+82 hlm
A.28.ORG
Dampak arus globalisasi tidak hanya melanda kaum muda, tetapi telah melanda pula pada masyarakat secara luas yang menyebabkan lunturnya nilai-nilai lokal yang menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat, baik di kota-kota maupun di pedesaan. Masyarakat di kota cenderung meninnggalkan nilai-nilai lokal dan menggantinya dengan nilai-nilai dari budaya luar. Demikian pula masyarakat pedesaan yang tempat tinggalnya telah tersentuh modernisasi, sedikit demi sedikit melepaskan nilai-nilai warisann leluhur dan mencoba meraih nilai-nilai baru yang dianutnya pun mulai terkikis.sehubungan dengan itu penelitian ini dilakukan dengan mengambiil sampel masyarakat pedesaan yang tipis sekali menerima pengaruh budaya asing.
Dalam penelitian ini ditentukan masyarakat pedesaan di Kabupaten Sumedang, khusuunya kecamatan Rancakalong, Desa Rancakalong yang hingga kini masih memegang adat istiadat leluhur, diantaranya melaksanakan upacara adat Bubur Sura dan Ngalaksa. Meskipun demikian, masyarakat diwilayah tersebut tidak dapat mengelak dari pengaruh globalisasi. Penelitian ini ingin mengkaji mengenai nila-nilaii budaya gotong royong serta dinamika yang terjadi akibat perkembangan pengaruh modernisme pada masyarakat di Kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan pengamatan, wawancara, pengumpulan dan pengolahan, serta penngunaan sumber-sumber sekunder dari beberapa buku yang terkait data. Gotong royong merupakan bagian dari kehidupan pada masyarakat pedesaan. Gotong royong bagi masyarakat Sumedang bukan saja dipandang sebagai aktivitas, namun juga sebagai bentuk pewarisan budaya. Gotong royong menjadi bentuk esesni nilai kebersaaman yang akan selalu lesatari.
Kata kunci: Gotong Royong, Budaya dan tradisi, Masyarakat Sumedang
Perpustakaan BPNB Jawa Barat