Text
Inventarisasi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Di Kabupaten Bandung
Abstrak
Dewasa ini perkembangan teknologi yang sangat pesat melanda bangsa Indonesia mengakibatkan budaya yang selama ini di yakini sebagai pedoman hidup dalam perilaku keseharian masyarakat telah bergeser kea rah kehidupan yang seakan melepaskan diri dari akarnya, yang tidak lain adalah budaya asli mereka sendiri. Meski kebudayaan memiliki sifat dinamis, dalam pengertian bahwa tidak ada budaya yanag tidak berubah, namun sangat tidak etis apabila nilai budaya lama luhur yang di hasilkan oleh nenek moyang mereka dengan mudah dapat tergantikan dengan budaya modern. Berpijak pada dasar pemikiran di atas, kegiatan Inventarisasi Warisan Budaya Tak Benda bermaksud mengumpulkan data tentang karya budaya dalam bentuk formulir isian Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di Kabupaten Bandung. Tujuan kegiatan Inventarisasi WBTB adalah terkumpulnya formulir WBTB yang telah terisi oleh karya budaya di Kabupaten Bandung. Diharapkan Inventarisasi WBTB Kabupaten Bandung dapat menjadi acuan para pengambil kebijakan yang terkait dengan pelestarian bidang kebudayaan. Unsur budaya yang menjadi sasaran kegiatan Inventarisasi WBTB meliputi Profil Kabupaten Bandung dan Profil Karya Budaya. Contoh Upacara Tradisional : 1. Dahulu bila anak-anak sudah menamatkan membaca Al-Quran diadakan Hotaman. Hotaman artinya tamat mengaji. Secara adat, hotaman dimaksudkan agar anak-anak tetap mampu membaca dengan baik dan menghayatinya (nyerep). Anak-anak mampu menghafal surat-surat yang penting yang biasa dibaca ketika solat. Beragam tradisi budaya di Indonesia khususnya di Ciwidey memiliki masing-masing keunikan. Dari sekian banyak tradisi/budaya. 2. Hajat Huluwotan termasuk diantaranya. Tradisi ini berupa ritual adat, antara lainmemebersihkan sumber air yang di lakukan oleh masyrakat, Gambung, Desa Mekarsari, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung. Tradisi Huluwotan sudah berlangsung cukup lama sejalan dengan perkembangan budaya masyarakatnya. 3. Ngabungbang, upacara adat ini biasanya dilakukan secara individu. Upacara ini dilakukan oleh seseorang yang menginginkan sesuatu, seperti misalnya ingin segera mendapat pekerjaan tetap, ingin mendapatkan jodoh, dan sebagainya. Upacara ini dilakukan pada tanggal 14 bulan Mulud. Contoh Arsitektur Tradisional : 1. Rumah adat Cikondang diperkirakan telah berusia 200 tahun. Sebuah peristiwa kebakaran besar yang terjadi sekitar tahun 1942 telah menghancurkan perkampungan adat Cikondang dan hanya menyisakan satu rumah yang sekarang dijadikan sebagai rumah adat penduduk sekitar. 2. Imah hideung dulunya diperuntukan untuk pekerja kebun yang sampai sekarang masih ada umurnya kira kira 120 tahun tapi rumahnya awet seperi dahulu. Contoh Benda Keramat : 1. Gobang Citrayuda berbentuk lurus dengan panjang 70 cm dan lebar 7 cm. 2. Menurut cerita, goong renteng ditemukan pada abad ke-16. Pada abad itu di temukan benda alat seni berupa goong yang di beri nama “goong renteng”. Menurut cerita, goong tersebut di temukan di kubangan kerbau. Contoh Cerita Rakyat: 1. Sampai saat ini masyarakat setempat masih menganggap bahwa Gunung Batu Anjing memiliki kekuatan magis. Cerita legenda masih memiliki pengaruh yang cukup besar dan bisa mengabulkan permintaan orang lain. Contoh Kerajinan Tradisional : 1. Peralatan ini digunakan untuk memanen pada yang biasa. Contoh Kesenian Tradisional : 1. Angklung adalah sebuah alat atau waditra kesenian yang terbuat dari bamboo khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng Sutigna sekitar tahun 1938. Contoh Pengetahuan Tradisional : 1. Seluruh warga masyarakat Kampung Cikondang beragama Islam, namun dalam kehidupan sehari-hari masi mempercayai adanya roh roh leluhur. Contoh Kuliner Tradisional : 1. Ladu Beras Ketan, dalam rangka hajatan, muludan, rajaban dan hajatan lembur, makanan ini dibuat oleh masyarakat kampung adat Cikondang. Diperkirakan pembuatan makanan ini telah berlangsung cukup lama. Dan lain-lain.
Perpustakaan BPNB Jawa Barat