LAPORAN STUDI
Laporan Studi Teknis Arkeologi Situs Tamansari Yogyakarta
Atas dasar hasil Studi Teknis Arkeologi Situs Tamansari yang dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 1996 - 25 September 1996 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Keberadaan Situs Tamansari tidak dapat lepas dari suatu kawasan Kraton Yogyakarta, sebab situs tersebut merupakan taman Kasultanan Yogyakarta yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I. Oleh karena itu sudah jelas bahwa bahwa Tamansari mempunyai nilai yang sangat tinggi ditinjau dari segi sejarah, arkeologi, ilmu pengetahuan, dan budaya. Di samping itu Situs Tamansari juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai suatu kawasan budaya dan obyek pariwisata di masa mendatang.
2. Tinggalan arkeologi yang sangat tersebut kondisinya saat sekarang sudah sangat memprihatinkan. Sebagian besar struktur bangunannyasudah sangat rapuh, bahkan tidak kurang dari 35 gugusan bangunan yang ada sudah runtuh dan hilang.
3. Hilangnya gugusan bangunan di Situs Tamansari tersebut, disamping karena pengaruh faktor internal tetapi yang paling dominan adalah faktor eksternal. Pemukiman penduduk di dalam situs semakin lama semakin sukar dikontrol, sehingga rumah-rumah penduduk ada yang sudah mendesak dan merusak bangunan kuna.
4. Kondisi semacam ini bila dibiarkan berlarut-larut, maka kemungkinan besar akan terjadi Situs Tamansari hanya bisa dilihat pada gambar, sedangkan di situsnya berubah menjadi pemukiman baru.
5. Oleh sebab itu sudah tidak dapat disangkal lagi bahwa Situs Tamansari mendesak untuk dilestarikan. mengingat luasnya kompleks dan banyaknya gugusan bangunan yang masih tersisa maka strategi pemugarannya dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap I,II dan III dalam jangka waktu 8 (delapan) tahun.
6. Untuk mengantisipasi pencemaran lingkungan fisik dari perkembangan pemukiman penduduk, perlu dibuat buffer space di seluruh bangunan lama. Luas buffer space ditentukan atas pertimbangan kelestarian dan pemanfaatan bangunan di masa mendatang.
Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur