LAPORAN STUDI
Studi Komparasi Tembikar di Wilayah Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah
Secara umum kualitas tembikar daerah Borobudur dan sekitarnya termasuk dalam kategori tembikar dengan mutu yang cukup baik, yaitu dengan angka berat jenis yang kurang dari 2 dan tingkat kekerasan sedang yakni 3 - 3,5 skala Mohs dan mempunyai nilai serapan air antara 5 - 35%. Penilaian ini didasarkan atas penelitian yang pernah dikemukakan oleh Santoso Soegondho (1993:331) pada tembikar di Bali. Kendatipun penelitian Santoso terbatas pada tembikar masa Prasejarah di wilayah Plawangan (Jawa Tengah) dan Gilimanuk (Bali), akan tetapi kriteria yang dibuatnya atas tembikar kualitas baik, sedang, dan buruk dapat dijadikan sebagai acuan untuk usaha perbandingan pendahuluan pada apa yang pernah dibuat dalam skala kualitas tembikar.Angka perbandingan tembikar Borobudur dan sekitarnya berada jauh di atas kriteria baik yang telah ditentukan. Hal ini tentu saja dipengaruhi oleh keberadaan rentang waktu yang panjang antara daerah asal tembikar. Tembikar Plawangan dan Gilimanuk berada pada masa prasejarah sedangkan tembikar Borobudur berada pada masa sejarah, yaitu pada periode klasik Jawa Tengah yang emrupakan puncak kebudayaan klasik pada masa itu yakni pada abad ke-8 M. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tembikar pada masa klasik Jawa Tengah adalah juga merupakan puncak teknologi pembuatan benda dari tanah liat (tembikar) di Pulau Jawa pada waktu itu. Hal ini antara lain didukung oleh kemampuan penguasaan teknologi pembuatan bangunan-bangunan klasik seperti candi-candi yang besar dan megah
Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur