LAPORAN STUDI
Laporan Hasil Kegiatan Kerja di Cipari dan Cirebon
Sebagai sasaran utamanya adalah koleksi perunggu. Hal ini disebabkan karena kondisi kerapuhannya yang sudah pada tingkat lanjut dan apabila tidak segera ditangani maka proses kerusakannya akan berkelanjutan dan akhirnya hancur. mengingat kondisinya yang sudah sangat rapuh, maka kegiatan yang dilakukan berupa stabilisasi dan konsolidasi. Setelah konsolidasi baru bisa dilakukan pembersihan terhadap kotoran-kotoran dan tanah yang telah mengeras (inkrastasi yang ada didalamnya). Selain perunggu juga telah dilakukan tindakan konservasi kapak batu dan batu beliung dalam bentuk yang transparan.
Bangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa pernah mengalami pemugaran pada tahun 1978. Dalam pemugaran yang dilakukan pada waktu itu juga telah dipasang kawat kasa dengan besar lubang 1 cm pada bidang ventilasi diantara tingkatan atap. Namun kawat kasa tersebut kini telah rusak dan sobek-sobek.
Permasalahannya yaitu pada waktu sian hari bangunan tersebut dihuni oleh kelelawar dan sriti. Kelelawar banyak didapati di bagian atas plafon sedangkan burung sriti banyak terdapat dibagian bawah plafon. Hasil observasi menunjukkan bahwa kelelawar mulai keluar dari bangunan Masjid mulai pukul 18.30. Sedangkan sriti keluar masuk pada siang hari. Malam hari istirahat di bagian dalam bangunan. Kelelawar keluar masuk melewati lubang-lubang kawat kasa yang sobek, sela-sela penutup jurai, lubang-lubang di bawah nok maupun sela-sela diantara usuk diatas blandar. Sedangkan burung sriti melewati ruangan diantara atap I dan II yang tidak tertutup kawat kasa. Akibat adanya burung-burung trsebut tidak hanya mengganggu ketenangan bagi orang yang baru beribadah, tetapi juga kotoran-kotoran yang menimbulkan polusi (bau tidak enak) dan mengotori bangunan
Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur