LAPORAN STUDI
Deformasi Arah Vertikal Struktur Candi Borobudur Akibat Pengaruh Konsolidasi Tanah Dasar Fondasi
Candi Borobudur sebagai aset nasional dan internasional yang termasuk dalam World Heritage List perlu dijaga kelestariannya. Candi Borobudur telah mengalami 2 (dua) kali pemugaran, pemugaran pertama oleh Van Erph pada tahun 1907 dilakukan perbaikan mulai dadri tingkat Arupadhatu ke atas dengan meratakan lantai dan memperkuat dinding yang miring. Pemugaran kedua tahun 1975-1982 meliputi perbaikan struktuur, arsitektur, dan konservasi batu candi mulai dari dinding lorong I sampai pagar langkan tingkat V. Setelah hampir 20 tahun pasca pemugaran kedua, perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh dengan melakukan penelitian yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Untuk itulah studi ini dilaksanakan sekalligus untuk menguji prediksi Wiratman Wangsadinata yang secara teoritis menghitung penurunan (settlement) candi Borobudur sebesar 2,35 cm-4,27 cm yang akan terjadi 20 tahun setelah pemugaran kedua selesai.Untuk mengadakan evaluasi yang berkaitan dengan stabilitas bangunan candi Borobudur khususnya deformasi arah vertikal, dilakukan pengumpulan data primer yang meliputi uji sondir, pemboran, dan pengambilan sampel tanah sekitar Candi Borobudur,serta pengumpulan dan pengolahan data sekunder dari penyelidikan tanah yang pernah dilakukan sebelumnya. Kemudian data-data tersebut diolah dan dikompilasi dengan data-data pendukung lain yang berkaitan dengan keberadaan Candi Borobudur.Berdasarkan perhitungan matematis, deformasi arah vertikal akibat konsolidasi tanah dasar Candi Borobudur adalah 0,03 cm. - 1,72 cm. Untuk menetukan secara pasti besar deformasi arah vertikal tersebut, hasil perhitungan matematis ini harus dicocokkan dengan hasil pengukuran geodesi yang sampai saat ini penelitiannya masih berlangsung
Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur