Temukan koleksi favoritmu

tersedia 274.211 koleksi, tersebar di seluruh perpustakaan di lingkungan kemdikbud

INVENTARISASI TOKOH SEJARAH DAN BUDAYA DI KABUPATEN LEBAK | Katalog Induk Perpustakaan Kemdikbudristek

RECORD DETAIL
Back To PreviousXML DetailCite this

Text

INVENTARISASI TOKOH SEJARAH DAN BUDAYA DI KABUPATEN LEBAK


Tokoh adalah orang yang dipandang terkemuka dan ternama dalam suatu masyarakat, baik di bidang politik, kebudayaan, dan sebagainya (KBBI, 2016). Seorang tokoh terbentuk karena kiprahnya dianggap sentral dalam membawa perubahan sosial budaya. Seorang tokoh dapat muncul dari berbagai strata sosial yang memiliki prestasi dan peranan dalam masyarakat, baik lokal, nasional maupun internasional. Eksistensi seorang tokoh dapat memberikan nilai-nilai tauladan yang bermanfaat bagi generasi penerus. Penulisan tentang kehidupan seorang tokoh sudah dimulai sejak abad pertama. Ylius mestrius Plutharkos misalnya, ia seorang filsuf penulis biografi dan esai Romawi berkebangsaan Yunani (wikipedia) yang hidup dalam abad pertama dan dapat dianggap sebagai penulis biografi pertama dalam sejarah. Ia dikenal sebagai penulis biografi tokoh-tokoh Yunani Romawi. Pada zaman Renaissance biografi sudah dimulai dengan menggunakan sumber-sumber catatan harian dan memoir. Pada abad tersebut, penghargaan terhadap prestasi seseorang sudah dianggap sangat penting. Penulisan tentang seorang tokoh erat kaitannya dengan lokasi atau tempat sang tokoh tersebut berada. Sehingga penulisan seorang tokoh sekaligus akan merujuk pada lokasi tokoh setempat. Kabupaten Lebak sebagai salah satu wilayah administrasi Propinsi Banten memiliki tokoh-tokoh, baik yang bergerak di bidang sosial maupun kebudayaan. Sehubungan dengan itu, kegiatan ini dilakukan untuk menginventarisasi para tokoh tersebut, khususnya tokoh sejarah dan budaya yang ada di Kabupaten Lebak. Tujuan inventarisasi mengenai Tokoh Sejarah dan Budaya : 1. Memperoleh informasi secara faktual tentang tokoh yang akan ditulis. 2. Menjadikan tokoh tersebut sebagai salah seorang yang patut diteladani. 3. Sebagai bentuk pengakuan terhadap tokoh tersebut. Teknik pengumpulan data diawali dengan penelusuran tokoh melalui media cetak dan elektronik. Kemuadian mendata naskah-naskah laporan kegiatan terkait dengan inventarisasi tokoh Kabupaten Lebak guna menghindari pengulangan data. Dan pedoman wawancara untuk tuntutan di lapangan, dilakukan penggalian data di lapangan. Batas-batas wilayah Kabupaten Lebak dapat dideskripsikan sebagai berikut. Sebelah utara Kabupaten Lebak berbatasan dengan Kabupaten Serang dan Kabupaten Tangerang, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Sukabumi, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pandeglang. Selain memiliki potensi wisata alam, tinggalan sejarah dan budaya, Kabupaten Lebak memiliki insan-insan yang berjasa, baik dalam bidang pemerintahan, pendidikan maupun kesenian yang diakui eksistensinya oleh masyarakat Lebak. Keberadaan dan kiprah mereka mampu membangkitkan kebanggaan Lebak. Profil Tokoh Sejarah diantaranya: Kiai H. Muhammad Yusuf (Pendiri Pondok Pesantren (ponpes) Wasilatul Falah yang beralamatkan di Rangkasbitung, Kiai Deram (Ulama Besar yang pernah menjadi imam masjidil haram), dan profil Tokoh Budaya: M. Sidik (Maestro Kesenian Beluk Saman), Ibu Nining (Pewaris Kesenian Gendreh), inventarisasi tokoh sejarah dan budaya di Kabupaten Lebak dikhususkan untuk mendata tokoh sejarah dan budaya yang belum pernah ditulis dalam khasanah pertokohan nasional. Hal yang demikian dimaksudkan untuk mengapresiasi tokoh-tokoh sejarah dan budaya di daerah atas perjuangannya di dalam bidang masing-masing. Tokoh yang berhasil didata diantaranya: Seniman Beluk Saman, M. Sidik yang tinggal di Kampung Sukasari, Desa Kumpay, Kecamatan Banjarsari. M. Sidik merupakan generasi ketiga yang merawat tradisi Beluk Saman yang kondisinya pada saat ini kesenian tersebut sudah tidak diminati lagi oleh masyarakat. Tokoh kedua, ialah tokoh seniman Gendreh atau Gegendreh yang bertempat tinggal di Kecamatan Cikulur, ia pemelihara tradisi Gendreh pada saat ini. Bila kedua tokoh diatas mewakili tokoh kebudayaan, dua tokoh berikut ini mewakili tokoh sejarah, yaitu: K.H. Muhammad Yusuf pendiri Yayasan Pesantren Wasilatul Falah dan Kiai Deram, seorang ulama besar semasa dengan Syekh Nawawi Al Bantani (abad ke-19). Keempat tokoh tersebut dipilih merujuk pada kriteria tokoh bahwa seseorang yang dikatakan tokoh adalah orang yang berhasil di bidangnya, ada karya-karyanya yang monumental, memiliki pengaruh dan diakui keberadaanya oleh masyarakat. Kedua tokoh budaya telah berhasil memelihara dan melestarikan kesenian tradisional yang merupakan warisan budaya. Keduanya berjuang dengan penuh dedikasi dan tetap teguh menggeluti bidangnya meskipun harus berseberangan dengan perkembangan zaman. Keduanya bersikeras mempertahankan kesenian tradisional itu karena di dalam kesenian itu terkandung nilai-nilai keagamaan dan kegotongroyongan yang sangat berguna dalam kehidupan masyarakat.


Collection Location

Perpustakaan BPNB Jawa Barat

Detail Information
Series Title
-
Call Number
A. 18 ITSB
Publisher
Bandung -Jawa Barat : BPNB Jawa Barat.,
Collation
vi, foto, tabel, lebar 28 cm, tinggi 29,5 cm, 102
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
A. 18 ITSB
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
2018
Subject(s)
Specific Detail Info
2 eks
Statement of Responsibility
File Attachment
No Data
Comments

You must be logged in to post a comment