Temukan koleksi favoritmu

tersedia 274.358 koleksi, tersebar di seluruh perpustakaan di lingkungan kemdikbud

TOLERANSI DALAM KERAGAMAN PADA MASYARAKAT CIGUGUR KUNINGAN | Katalog Induk Perpustakaan Kemdikbudristek

RECORD DETAIL
Back To PreviousXML DetailCite this

Text

TOLERANSI DALAM KERAGAMAN PADA MASYARAKAT CIGUGUR KUNINGAN


Indonesia adalah negara pluralistik yang dihuni penduduk dari berbagai suku, budaya, adat istiadat, agama, ras gender, bahasa dan golongan. Pluralisme adalah sebuah realita yang mesti diterima sebagai kekayaan nasional bangsa Indonesia, karena keragaman itu adalah takdir yang diberikan oleh Tuhan. Namun, adanya pengaruh globalisasi yang sangat pesat, mengakibatkan terjadinya pergeseran nilai-nilai kemasyarakatan seperti toleransi, saling menghargai, dan menghormati. Selain itu, plurasme di Indonesia sewaktu-waktu bisa menimbulkan konflik akibat suhu politik, agama, dan sosial budaya yang memanas. Salah satu penyebab terjadinya konflik adalah lemahnya pemahaman dan pemaknaan masyarakat tentang sikap toleransi pada masyarakat plural. Berdasarkan uraian diatas, maka yang seharusnya dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah sikap toleransi yang menghargai keragaman dan kemajemukan terhadap hal yang berbeda, membuka diri terhadap keyakinan yang berbeda, kerelaan berbagai, mau berdialog, dan mau belajar mencari persamaan agar terhindar dari konflik. Kemajemukan merupakan realitas keindonesiaan yang tidak bisa dipungkiri siapapun, yang pada gilirannya melahirkan keragaman budaya, adat, dan kepercayaan. Masyarakat Cigugur Kuningan cukup memahami keragaman agama yang harus disikapi dengan rasa toleran dan saling menghargai. Mengapa masyarakat Cigugur memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap keragaman agama pada masyarakat tersebut. Tujuan penelitian adalah mengungkapkan sikap toleransi pada masyarakat Cigugur Kuningan yang telah mampu hidup berdampingan dengan keragaman agama dan kepercayaan, namun saling menghargai. Penelitian ini mengikuti kerangka teori dari Durkheim (2005:101) tentang masalah sentral dari eksistensi sosial yakni keteraturan dan bagaimana mencapai solidaritas sosial dalam masyarakat. Jenis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif yang tidak berbentuk angka-angka, sehingga penjabarannya dalam bentuk catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi dan sebagainya. Setelah data terkumpul dari lapangan, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif. Menggali cara pandang masyarakat Cigugur tentang sikap toleransi pada keragaman agama dalam berinteraksi melalui pendekatan sosial budaya yang menghargai nilai-nilai budaya lokal dan kemudian mengangkat niali-nilai tersebut menjadi pedoman perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Kerukunan antarumat beragama di Cigugur tidak terlepas dari seorang tokoh bernama Kyai Madrais, pemimpin agama (ADS) yang cukup berpengaruh di kalangan pendukungnya di Cigugur dan sekitarnya, bahkan menyebar hingga Tatar Pasundan (Jawa Barat). Kyai Madrais sering dalam fatwanya mengatakan bahwa cikal bakal kehidupan di bumi ini bersumber dari sentuhan daya semesta: cai, taneuh, angin, jeung seuneu (air, tanah, angin dan api), yang selanjutnya Tuhan mengikat ciptaanNya secara serasi dan harmonis dengan hukum-hukum moral sebagaimana tersurat dalam ajaran agama. Ajaran yang dikembangkan oleh Kyai Madrais yaitu mengenai hubungan manusia dengan dunia (material), sesama manusia, bangsa dan berbagai agama dalam dimensi horizontal dan vertikal. Menanamkan rasa solidaritas yang memupuk penghargaan yang mendalam terhadap bangsa dan tanah airnya. Bentuk ajarannya lebih ditujukkan kepada manusia untuk saling mencintai dan menghidupkan rasa kecintaan terhadap tanah air, rasa hormat terhadap budaya bangsa. Keterlibatan Pemerintah daerah dalam membina kerukunan antar umat beragama di Kelurahan Cigugur harus lebih aktif lagi, dalam artian pemerintah harus memberikan kontribusi yang lebih demi penegakan dan pertahanan nilai-nilai pluralisme yang telah ada pada warga Cigugur. Karena terlihat, peranan yang sangat mendominasi terciptanya kerukunan di kelurahan Cigugur berpusat pada sesepuh atau pemangku adat dengan budaya Cigugurnya yang masih kental.


Collection Location

Perpustakaan BPNB Jawa Barat

Detail Information
Series Title
-
Call Number
A. 48 REL
Publisher
Bandung -Jawa Barat : BPNB Jawa Barat.,
Collation
iv, foto, peta, lebar 28 cm, tinggi 29,5 cm, 60 h
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
A. 48 REL
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
2018
Subject(s)
Specific Detail Info
2 eks
Statement of Responsibility
File Attachment
No Data
Comments

You must be logged in to post a comment