Text
Cingcowong : Upacara Meminta Hujan Pada Masyarakat Kuningan
Drs. Adeng, dkkrnBalai Pelestarian Nilai Budaya Bandung, 2012rnCingcowong: Upacara Meminta Hujan Pada Masyarakat Kuninganrnviii+161 halaman rnA.1.UPA________________________________________rnAbstrak: Upacara Cingcowong merupakan upacara warisan nenek moyang Nawita yang diyakini dapat mengabulkan permohonan meminta hujan di masa lampau di mana pada masa itu keyakinan akan agama masyarakat di Kampung Wage, Desa Luragung, Landeuh, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, masih bersifat animisme. Nenek moyang Nawita adalah seseorang yang mempunyai pengaruh besar di masyarakat dan seorang tokoh yang memiliki ilmu yang tinggi dan dipercaya oleh masyarakat setempat, ritual upacara meminta hujan harus dilakukan oleh nenek moyang Nawita sebagai penciptanya karena masyarakat sudah yakin akan kemampuannya. Karena yang menjadi punduh atau pemimpin upacara ritual Cingcowong haruslah orang-orang yang merupakan keturunan yang menciptakannya, maka saat ini Nawita menjadi pewaris tradisi ini sama dengan tradisi-tradisi lain yang biasanya diteruskan oleh para keturunannya. Masyarakat di Kabupaten Kuningan menganut aga Islam, maka tradisi ritual Cingcowong inipun semakin bergeser maknanya, sebelumnya merupakan sesuatu yang sakral menjadi sesuatu atraksi pagelaran seni yang dipertunjukkan pada acara-acara budaya atau hiburan bahkan ditampilkan pada acara-acara seremonial penyambutan tamu Pemerintah Kabupaten Kuningan, walaupun dalam prakteknya masih digunakan oleh sebagian kecil warga masyarakat untuk meminta hujan.rnrnKata Kunci: Upacara adat, Tradisi masyarakatrn
Perpustakaan BPNB Jawa Barat