Text
Tradisi Pembuatan Tapis Inuh di Lampung Selatan (Perlindungan Ekspresi Keragaman Budaya)
Maka tidak berlebihan jika Inuh ini dijadikan sebagai alat budaya untuk menghargai Wanita Lampung. Di antara status dan fungsi sosial Inuh bagi masyarakat Lampung adalah bahwa Inuh padsa sebuah keluarga menggambarkan tingkatannya dalam adat, sehingga Inuh tersebut menjadi perangkat adat yang serupa dengan pusaka keluarga. sebagai bagian dari pusaka keluarga, pemilik Inuh akan menjaga dan merawat sebaik-baiknya kain tersebut. upaya untuk tetap menyimpan dan merawat kain tersebut, tidak mungkin Inuh diberikan kepada orang lain yang tidak memiliki hak untuk memilikinya, apalagi menjualnya. sesekali Inuh dipimjamkan kepada keluarga pada saat berlangsung upacara adat, setelah itu Inuh diambil kembali. Inuh menunjukkan citra diriseorang gadis. Seorang gadis Lampung yang mulai menginjak dewasa harus dapat menghasilkan berbagai jenis kerajinan tangan yang indah. hasil-hasil kerajinan tangan tersebut akan dikumpulkan dan dijadikan barang bawaan si gadis (sesan) pada hari pernikahan. semakin banyak dan indah hasil kerajinan si gadis akan menjadikan kebanggaan pribadi bagi pihak mempelai perempuan dan juga orang tua calon suaminya atau calon mertua wanita tersebut.. Inuh menjadi "Dogma" bagi seorang gadis Lampung membuat tapis merupakan perbekalan yang harus disiapkan saat menjalani pernikahan kelak. Kepemilikan Inuh meneguhkan nilai budaya tinggi bagi pemiliknya. Tradisi pembuatan Inuh yang dilakukan di masa lalu, saat ini secara garis besar berbeda dengan tradisi asalnya. perbedaan tradisi pembuatan Inuh Lama dengan Inuh baru terletak pada beberapa hal. Pembuatan Inuh Lama adalah Kaum Perempuan baik gadis atau perempuan, sedangkan pembuat Inuh Baru adalah Kaum Buruh Laki-laki.
Perpustakaan BPNB Jawa Barat