Temukan koleksi favoritmu

tersedia 274.211 koleksi, tersebar di seluruh perpustakaan di lingkungan kemdikbud

Ungkapan Tradisional yang Berkaitan dengan Sila-sila Dalam Pancasila Daerah Nusa Tenggara Barat | Katalog Induk Perpustakaan Kemdikbudristek

RECORD DETAIL
Back To PreviousXML DetailCite this

Text

Ungkapan Tradisional yang Berkaitan dengan Sila-sila Dalam Pancasila Daerah Nusa Tenggara Barat


Ungkapan tradisional yang diinventarisasi kali ini lebih dikhususkan pada ungkapan tradisional yang berkaitan dengan sila-sila dalam Pancasila. Untuk daerah Nusa Tenggara Barat, kali ini dipungut dari Etnis Sasak di Pulau Lombok dan Etnis Mbojo di Pulau Sumbawa (Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu). Pada tahun lalu telah berhasil diinventarisasi 100 dari etnis Samawa (Kabupaten Sumbawa). Untuk dapat lebih memahami ungkapan tradisional yang dicatat dari kedua etnis diatas, kita perlu mengetahui terlebih dahulu latar belakang sosial budaya masyarakat pendukungf ungkapan, sangat mempengaruhi bentuk dan isi serta ajaran yang terkandung dalam ungkapan. Yang pertama dikemukakan adalah bahwa masyarakat Nusa Tenggara Barat mayoritas beragama Islam, termasuk di dalamnya masyarakat etnis Sasak dan etnis Mbojo. Etnis Sasak mendiami Pulau Lombok yang menurut wilayah administratif terdiri dari 3 Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur. Sedang etnis Mbojo mendiami Pulau Sumbawa bagian Timur, yang menurut wilayah administratif mendiami Kabupaten Bima dan Kabupaten Mbojo. Pengaruh kemajuan teknologi komunikasi sangat besar terhadap kehidupan manusia dewasa ini. Kecenderungan untuk beralih dari nilai-nilai yang sudah dianut selama berabad-abad tampak sangat besar. Perubahan atau pergeseran nilai-nilai sebenarnya adalah hal yang sudah biasa saja. Tetapi perubahan yang relatif terlalu cepat dan menimbulkan masalah-masalah sosial. Apalagi kalau nilai-nilai baru itu mempunyai akar (Konsep)yang berbeda dengan konsep sistem nilai yang dimiliki. Harus diingat pula bahwa sistem nilai pada suatu kelompok masyarakat, lebih-lebih pada masyarakat tradisional. Terbentuk dalam suatu proses yang panjang. Oleh sebab itu apabila arus perubahan nilai pada suatu kelompok masyarakat mengalami seperti yang dikemukakan, maka akan terjadi kesenjangan bahkan bisa teradi berbagai kerawanan sosial. Gejala inilah yang tampaknya kita alami di Indonesia dan juga mungkin di kawasan lain dewasa ini. Karena usaha-usaha untuk menanggulangi hal itu amat perlu dilakukan. Tujuan inventarisasi, pada masyarakat kita mencatat segala sesuatu kegiatan yang pernah dilakukan, atau peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi, belum merupakan kebiasaan yang membudaya, lebih-lebih pada masa lampau. Kesemuanya itu umumnya hanya disampaikan dan diwariskan secara lisan saja. Tiadanya catatan tertulis ini mengakibatkan banyak nilai budaya yang hialang atau tidak diketahui lagi. Keseluruhan ungkapan dalam buku ini diperoleh secara langsung oleh anggota tim dari penambahan (Informan) pendukung ungkapan masing-masing etnis. Ungkapan Tradisional Etnis Sasak :
Adeq ta tao jauq aiq
Supaya kita dapat membawa air
“Supaya kita dapat membawa air”
Ungkapan ini mengandung makna bahwa dalam suatu perselisihan/pertengkaran yang memanas, kita mampu menjadi pendingin. Dalam ungkapan ini diumpamakan sebagai pembawa air, karena air mempunyai sifat pembunuh api. Jika suatu pertengkaran menjadi panas diumpamakan seperti api, maka airnya adalah orang yang memberi nasehat sehingga mereka yang sedang panas hati karena bertengkar menjadi dingin. Ungkapan ini biasanya digunakan sebagai nasehat kepada orang-orang yang sedang bertengkar. Untuk memperjelas disajikan ceritera rekaan sebagai berikut: Markisah dan Soleha sedang bertengkar ramai sekali, disaksikan oleh beberapa temannya. Pertengkaran itu timbul karena markisah merasa terhina oleh soleha yang dikira telah meniupkan isu bahwa Markisah telah merebut pacar Soleha. Pada saat kedua gadis itu sedang bertengkar, tidak ada seorangpun diantara orang-orang yang berkerumun itu berusaha melerasi. Kemudian lewatlah ibu Fatimah. Melihat gadis-gadis berkerumun dalam situasi tegang, ibu Fatimah mendatangi mereka dan menanyakan permasalahannya,. Setelah mengetahui duduk persoalannya, ibu Fatimah kemudian menasehati : “Dik Markisah dan Soleha, sebenar-benarnya yang adik pertengkarkan ini menurut ibu tidak ada. Hanya ada salah faham dan prasangka. Oleh sebab itu saya harapkan kalian rukun kembali dan saling memaafkan”. Rupanya nasehan Ibu Fatimah dapat mereka Pahami dan suasana langsung menjadi dingin dan mereka memang akhirnya saling memaafkan. Dalam contoh seperti di atas Ibu Fatimah disebut Tao Jauq Aiq, bisa menjadi air yang mendinginkan suasana panas karena pertengkaran. Ajaran yang terkamdung dalam ungkapan ini ialah apabila kita menjumpai pertengkaran kita mampu menjadi pendingin suasana. Oleh karena itu ajaran yang terkandung dalam ungkapan ini berkaitan dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab pada butir gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. Mendinginkan suasana panas akibat pertengkaran adalah suatu kegiatan kemanusiaan. Berdasarkan hal-hal yang kami uraikan dalam pendahuluan dan uraian makna masing-masing ungkapan baik yang berasal dari etnis Sasak di Lombok maupun Etnis Mbojo di Bima dan Dompu, tampaknya bahwa latar belakang sosial buadaya dan lingkungan alam sangat besar pengaruhnya terhadap perwujudan ungkapan tradisional. Salah satu ciri ungkapan tradisional adalah menggunakan pengandaian. Pengandaian itu biasanya dikaitkan dengan alam flora fauna. Benda-benda maupun keadaan atau sifat-sifat lingkungannya.


Collection Location

Perpustakaan BPNB Jawa Barat

Detail Information
Series Title
Ungkapan Tradisional, Kebudayaan, Nusa Tenggara Barat
Call Number
398.598 5
Publisher
Nusa Tenggara Barat : Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Nusa Tenggara Barat. Direktorat Sejarah dan.,
Collation
lebar 16cm, tinggi 23 cm, peta, 141 hlm.
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
398.598 5
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
tahun 1985/1986
Subject(s)
Specific Detail Info
1 eks
Statement of Responsibility
File Attachment
No Data
Comments

You must be logged in to post a comment