LAPORAN STUDI
Studi Karakteristik Pertumbuhan Mikroorganisme terhadap Kelestarian Candi Bata
Pelapukan dapat disebabkan oleh proses biologis karena adanya pertumbuhan organisme pada permuakan bata. Organisme perusak bata tersebut antara lain moss (lumut) dan algae (ganggang), lichen, fungi dan bakteri. Usaha untuk mengatasi kerusakan batu candi yang disebabkan oleh mikroorganisme tersebut memerlukan penanganan yang tepat, maka diperlukan pengetahuan yang luas mengenai sifat atau karakter mikroorganisme serta faktor-faktor yang dapat memacu dan menghambat pertumbuhannya.
Penelitian ini menggunakan bata yang berasal dari tempat yang berbeda, yaitu bata yang berasal dari Jawa Timur (A) dan bata yang berasal dari Magelang (B). Dalam penelitian ini ada dua perlakuan, yaitu kelembapan dan penyiraman. Perlakuan kelembapan terdiri dari meningkatkan kelembapan objek(I), menurunkan kelembapan objek (U), dan objek berada pada kelembapan normal (N). Perlakuan penyiraman terdiri dari disiram dengan air ledeng (L), disiram denngan air hujan (H), dan tidak disiram (T) sebagai kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan sampai hari ke 120, mikroorganisme yang tumbuh dan dapat diamati secara langsung pada permukaan bata adalah moss dan algae, lichen sampai akhir penelitian belum tumbuh sedangkan bakteri dan fungi hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Moss mulai tumbuh pada hari ke-50, persentase tertinggi samapai akhir penelitian 5,3% pada bata yang berasal dari Jawa Timur, sedangkan algae mulai tumbuh pada hari ke-14 dengan persentase tertinggi 44% pada bata yang berasal dadri Magelang. Moss dan algae tumbuh baik pada perlakuan yang objek ditingkatkan kelembapan udara 79,5% dan intensitas penguapan 1,7 kg/m. Air merupakan faktor utama pemacu pertumbuhan moss dan algae, hal ini terbukti batu yang tidak disiram (kontrol), tidak ditumbuhi jasad moss dan algae.
Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur