TUGAS AKHIR
Membandingkan hasil konservasi logam bola meriam besi tinggalan bawah air laut utara belitung dengan menggunakan bahan alami dan bahan kimia sintetik
Perbandingan konservasi bola meriam besi tinggalan bawah air laut utara Belitung dengan bahan alami dan kimia sintetik dilakukan dalam upaya mendukung pelestarian cagar budaya Indonesia berbasis masyarakat. Konservasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi permukaan korosi, mendeaktivasi korosi, menstabilisasi bola meriam dari korosi serta melapisi material bola meriam besi agar tidak mengalami korosi kembali. Konservasi dilakukan dengan lima tahap. Tahap pertama identifikasi pelapukan permukaan material bola meriam. Tahap kedua analisis dan karakterisasi menggunakan XRF dan secara visual. Tahap ketiga pasivasi dan deaktivasi korosi. Tahap keempat pembersihan, pembersihan dilakukan secara mekanik dan kimia. Pembersihan kimia dilakukan dengan air jeruk nipis dan asam oksalat. Tahap kelima stabilisasi menggunakan teh dan tannin.
Hasil identifikasi pelapukan pada material bola meriam menunjukkan korosi tingkat sedang dan tergolong korosi aktif. Karakterisasi dengan XRF sebelum konservasi menunjukkan unsur yang dominan dalam sampel adalah Fe sebesar : sampel a=99,4%, sampel b=99,29%, sampel c=99,13% dan sampel d=98,01%. Setelah dipasivasi atau deaktivasi terjadi peningkatan kadar unsur Fedalam sampel a=99,705% sampel b=99,585%, sampel c=99,93% dan sampel d=98,19. Pasivasi atau deaktivasi menggunakan Na₂CO₃ 5%. Stabilisasi sampel a & b menggunakan tannin, sampel c & d distabilisasi menggunakan teh. Konservasi dengan bahan alami dan bahan kimia sintetik memberikan hasil yang baik sehingga bola meriam besi tidak mengalami koros kembali. Keunggulan konservasi bahan alami tidak menyebabkan perubahan warna pada bola meriam besi dibanding konservasi bahan kimia sintetik yang menyebabkan logam menjadi lebih gelap.
Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur