Thesis
Sosio Spiritualitas Akuntansi pada Situs Candi Borobudur di Jaman Keemasan Dinasti Sailendra 782 - 812 M
Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran sosio spiritualitas akuntansi pada situs candi Borobudur di jaman ke-Emasan Dinasti Sailendra. Peran akuntansi pada masa itu dianggap penting, karena kemakmuran dan kejayaan Dinasti Sailendra yang diperoleh dari hasil bumi yang melimpah mampu mendorong terciptanya perdagangan intenasional bahkan berkembang maju dalam skala besar.
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma interpretif dengan pendekatan data arkeologi dan etnografi untuk memahami budaya masa lalu dan masa kini. Relief karmawhibangga dan prasasti digunakan untuk memahami tata cara hidup masyarakat Jawa kuno. Sedangkan identifikasi realistis perilaku masyarakat pada masa itu digunakan data etnografi yang berupa naskah kuno.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa sosio spiritualitas akuntansi dimaknai sebagai sebuah praktik moral yang didasarkan pada ajaran agama Buddha, yaitu hukum karma. Raja Samaratungga sebagai pendiri Borobudur dari Dinasti Syailendra telah memiliki pemikiran serupa dengan sosio spiritualitas akuntansi pada masa kini. Pemikiran tersebut diilhami dari nilai-nilai kebenaran (spiritual) agama Buddha yang terbagi dalam tiga aspek kehidupan, yaitu ekonomi (memaksimalkan kekayaan dengan cara yang benar), sosial (mencintai sesama manusia dengan tulus) dan lingkungan (menghargai semesta alam beserta seluruh makhluk yang hidup didalamnya). Hal ini dilakukan agar setiap individu mampu mengendalikan dirinya sendiri mulai dari pikiran, ucapan dan perbuatan sehingga terhindar dari keterikatan duniawi (mencari keuntungan pribadi). Sikap bijak inilah yang kemudian dimaknai sebagai peran nyata sosio spiritualitas akuntansi pada situs candi Borobudur
Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur