SKRIPSI
Peran dan Jenis Binatang pada Cerita Binatang Relief Jataka di Candi Borobudur
Karya sastra "Jataka" merupakan sebuah kisah tentang kelahiran kembali oleh Bodhisatwa, juga merupakan salah satu cerita yang dipahatkan dalam bentuk relief di candi Borobudur. Inti dari kisah tersebut adalah merupakan penonjolan dari perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan sang Bodhisatwa yang membedakan dengan makhluk-makhluk lainnya penyampaian pesan nilai welas asih tersebut disampaikan oleh tokoh utama yang salah satunya berwujud binatang.
Penggambaran relief cerita binatang pada relief jataka di candi Borobudur, digambarkan sosok binatang lebih tinggi dari manusia, bahkan manusia menampakkan perilaku menyembah, dan seperti mendengarkan apa yang dikatakan binatang tersebut. Tokoh binatang digambarkan selayaknya bersikap seperti manusia. Tokoh utama binatang pada relief ini adalah kelinci, monyet, burung puyuh, burung pelatuk, gajah, penyu, ikan, dan rusa. Penggambaran tokoh binatang sebagian besar menyerupai bentuk binatang asli.
Penggunaan binatang diasumsikan, untuk membuat cerita tersebut menarik tanpa menyinggung, binatang sebagai penyampaian dari sifat positif negatif manusia seolah-olah sindiran pada manusia bahwa seekor binatang yanng lemah mampu bersikap bijaksana dan welas asih lebih daripada manusia. Latar belakang pemilihan binatang sebagai alasan penjelmaan Bodhisattwa dilihat dari berbagai mitologi binatang tersebut pada cerita India. Melalui penelitian ini dapat diketahui nilai penting binatang pada proses penyampaian pesan, yaitu sebagai penjelmaan sekaligus berperan sebagai tokoh yang menyampaikan pesan dalam bentuk cerita yang isinya tentang kebijaksanaan merupakan dasar dari ajaran agama Budha.
Sebagai bukti hubungan nyata antara manusia dan binatang, dalam proses kelahiran kembali. Membuktikan peranan binatang dalam sistem agama, sebagai salah satu media dalam proses mendekatkan diri dengan kudus. Diwujudkan dalam sebuah benda materi, salah satunya adalah relief pada bangunan candi. Tidak hanya berfungsi sebagai penghias namun juga mempunyai cerita yanng dipahatkan oleh para pemahat pada waktu itu.
Perpustakaan Balai Konservasi Borobudur