Text
SEJARAH BATIK DI DKI JAKARTA
Menurut Primus Supriono dalam bukunya yang berjudul : “The Heritage of Batik”: Identitas pemersatu kebangsaan bangsa (2016)” upaya pembuatan dan penjualan batik di Jakarta sudah mulai sejak akhir abad ke-19. Sebagai kota dagang, pada mulanya upaya perbaikan di Jakarta hanya berupa perdagangan. Seiring dengan berjalannya waktu upaya pembuatan batik juga terjadi. Para pengrajin dan sekaligus pedagang batik dari daerah Solo, Yogya, Pekalongan, Cirebon, dan daerah lainnya muali membuat batik di Jakarta maka tumbuhlah sentra-sentra batik di jakarta yang meliputi daerah-daerah Tanah Abang seperti di Karet, Bendungan Ilir, Bendungan Udik, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan dan Tebet. Namun demikian, seiring dengan perkembangan Kota Jakarta upaya perbatikan di Jakarta tergeser dan punah. Pembangunan gedung-gedung yang membuat harga tanah melangit menyebabkan upaya perbatikan tidak dianggap menguntungkan secara ekonomis. Kawasan sentra batik pun lenyap, Batik Betawi juga punah. Setelah lama menghilang pada tahun 2010, sesuai tuntutan zaman ada upaya untuk merevitalisasi Batik Betawi dan usaha itu berhasil menghidupkan lagi Batik Betawi.Tujuan dari penelitian “Sejarah Batik di Jakarta: Peranan Yayasan Keluarga Batik Betawi dalam Merevitalisasi Batik Betawi” dimaksudkan untuk mempelajari serta sedapat mungkin menemukan akar permasalahan mengenai apa dan siapa di balik upaya merevitalisasi Batik Betawi. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terbagi ke dalam 4 tahap, yaitu: 1. Heuristik, Menghimpun Bukti Sejarah; 2. Kritik, Menguji dan menilai bukti-bukti sejarah, 3. Interpretasi, memahami makna yang sebenarnya atas bukti-bukti sejarah yang telah dinilai itu; dan 4. Historiografi, Penulisan sejarah. Prakarsa Ernawati yang mendirikan seraci Batik Betawi pada tahun 2010 menggugah semua masyarakat Betawi. Secara umum masyarakat Betawi merasa senang dengan kehadiran batik betawi. Dengan demikian, tidak mengherankan bila Seraci Batik Betawi mendapat sambutan yang besar. Banyak orang Betawi membeli kain batik betawi dan terlebih lagi ternyata juga banyak yang ingin belajar membuat batik. Seraci Batik Betawi kemudian mendorong lahirnya pembatik-pembatik batik betawi yang pada akhirnya juga mendirikan usaha perbatikan. Menyusul Seraci Batik Betawi maka lahirlah Batik Betawi Muara Tawar, Batik Betawi Gandaria, Batik Betawi Tarogong, Batik Bani Said, Batik Betawi Kebon Kosong, Batik Betawi Rusun Marunda, dan Batik Betawi Kebon Bawang. Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB) sebuah Lembaga Kebudayaan yang bergerak di bidang pelestarian Budaya Betawi sejak awal mengikuti kelahiran batik betawi yang diprakarsai oleh Ernawati dengan Seraci Batik Betawinya itu. Pemikiran LKB itu terwujud dengan berdirinya Yayasan Keluarga Batik Betawi pada tanggal 1 April 2012 di Jakarta. Yayasan Keluarga Batik Betawi (KKB) merupakan Himpunan para pengrajin batik betawi yang mempersatukan diri karena mempunyai tujuan yang sama yaitu menghidupkan dan mengenalkan kembali batik betawi kepada masyarakat.
Perpustakaan BPNB Jawa Barat