Text
1006. Dalihan Na Tolu Pada Masyarakat Batak Toba Di Kota Medan
Buku ini merupakan gambaran umum tentang salah satu adat budaya yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Batak ialah Dalihan Na Tolu. Dalihan Na Tolu merupakan Filosofi hidup etnis Batak yang telah ada sejak ratusan tahun dan masih tetap mereka jalankan hingga kini. Dalihan Na Tolu sendiri dapat diartikan sebagai tungku yang berkaki tiga. Tungku yang berkaki tiga sangat membutuhkan keseimbangan yang mutlak.
Pada bagian awal buku ini berisi tentang Batak Toba, Batak Toba merupakan salah satu kelompok etnis terbesar yang hidup di Sumatera Utara. Penyebutan nama Batak sudah dipakai semenjak abad Ke-17.
Menurut catatan sejarah nama suku "Bata" muncul berkat F.Mendes Pintu, kemungkinan orang Eropa pertama yang pergi ke Pedalaman Utara Sumatera dan meninggalkan jejak tertulis.
Pembahasan di lanjutkan dengan Dalihan Na Tolu terbentuk jika sudah ada persekutuan dan jalinan kekerabatan anatar keluarga melalui ikatan perkawinan antara laki-laki dan perempuan. Dalihan Na Tolu secara harfiah adalah tiga batu tungku yang saling menopang sehingga terjadi keseimbangan.
Pada bab terakhir ini sang penulis menjelaskan bahwa Dalam ajarat adat Dalihan Na Tolu di tentukan dengan adanya tiga kedudukan fungsional, yaitu : 1) Hula-hula, 2) Boru, dan 3) Dongan Tubu. Ketiga inti tersebut merupakan aspek vital dalam ajaran Dalihan Na Tolu.
Kata kunci : Batak, Adat, dan Dalihan Na Tolu
Perpustakaan BPCB Banten