Text
PESONA BUDAYA DAN ALAM KUTAI KARTANEGARA
Kurun waktu berlangsungnya sumber daya budaya di Kutai Kartanegara dapatdibagi kedalam beberapa periode, yakni prasejarah, klasik, Islam, kolonial dan masa kini. Benang merah dinamika budaya kehidupan masyarakat pendukung pusaka budaya Kutai Kartanegara teruntai dari keberagaman, keunikan, dan keindahan pusaka budaya yang dimilikinya. Keberagaman pusaka budaya Kutai Kartanegara semakin berkembang pada masa pemerintahan para sultan Tenggarong. Dalam khazanah arkeologis, hasil budaya tersebut dikenal sebagai budaya masa kolonial. Didalam perkembangan berikutnya, budaya kutai dan budaya asing saling menyerap sehingga terjadilah alkuturasi budaya. Pusaka budaya kolonial seperti rumah tinggal, kantor, gudang dan alat-alat keperluan penambangan minyak dan pengangkutannya juga dapat dilihat di daerah Kutai. Selain tinggalan masa kolonial, tinggalan budaya Islam di Kutai juga sangat besar. Masuknya agama Islam di Kutai Kartanegara membawa perubahan pola pikir dan budaya masyarakatnya. Tinggalan budaya Islam di Kutai Kartanegara, antara lain istana sultan, masjid kuno, naskah kuno, nisan makam kuno, serta pernak pernik aksesoris dan perhiasan kerajaan. Keberadaan bangunan kolonial sebagai refleksi homogenitas penduduk Kutai Kartanegara msa lalu serta bukti adanya peran Kesultanan Kutai Kartanegara dalam kancah politik, ekonomi dan kehidupan sosial antarbangsa masih dimanfaatkan hingga saat ini, seperti Gedung Museum Mulawarman, Gedung Wanita, pabrik minyak di Sangasanga, dan rumah dinas karyawannya. Kejayaan Kutai Kartanegara pada saat ini tidak kalah dibandingkan dengan kejayaan pada masa lalu. Sumber daya alam biotik dan abiotik merupakan andalan yang dapat mengundang investor, baik domestic maupun mancanegara. Potensi kedua sumber daya alam itu di daerah Kutai kartanegara pada saat ini dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Perpustakaan BPNB Kalimantan Barat