Text
DINAMIKA PELABUHAN AIRBANGIS DALAM LINTASAN SEJARAH LOKAL PASAMAN BARAT
Sebelum abad ke-19 pantai barat Pasaman berada dalam kekuasaan Aceh. Kekuatan Aceh sangat dirasakan disetiap bandar, termasuk Airbangis, dengan menempatkan Wakil Raja Aceh yang bergelar Panglima Aceh di sana. Para wakil Aceh juga menjadi penghalang masuknya pedagang Eropa ke pantai barat Sumatera, seperti Orang yang terlibat dalam perdagangan di Airbangis umumnya terdiri dari pedagang perantau atau pedagang pantai, petani pedalaman, penguasa negeri, pedagang Inggris dan pemerintah Hindia Belanda. Airbangis menjadi bandar yang bertipe feeder point, yakni bandar pengumpul barang komoditi dan barang dagangan lainnya. Dalam lintasan sejarah Pasaman Barat, ada empat kekuatan yag bersaing sengit untuk memperoleh monopoli dalam bidang perdagangan rempah dan komoditi. Budaya pesisir Airbangis berorientasi pada kehidupan maritim, mempunyai sifat lebih terbuka untuk dimasuki unsur budaya lain. Meskipun di pesisir Pasaman terdapat pusat-pusat kekuasaan tradisional yang dipimpin oleh Kepala Nagari, namun dibandingkan derajat feodalisme disana lebih rendah daripada daerah pedalaman. Bandar Airbangis adalah satu-satunya bandar yang menguak kabut isolasi untuk menghantarkan daerah Pasaman Barat ke tingkat yang lebih maju dan berhubungan dengan dunia luar.
Perpustakaan BPNB Kalimantan Barat