Text
KAJIAN GAMBARAN JAKARTA TEMPO DULU BERDASARKAN TOPONIMI DKI JAKARTA
Penduduk kota Jakarta terdiri atas berbagai etnis (Betawi, Sunda, Jawa dan suku bangsa dari berbagai wilayah di nusantara) dan bangsa (Eropa, India, Arab dan Cina). Diantara mereka tampaknya yang berperan di dalam memberikan nama unsur geografi ialah penduduk pribumi (Jawa, Sunda dan Betawi) dan tentu saja Belanda yang memang sangat lama memegang kekuasaan di Batavia. Yang istimewa karena memiliki tujuan tertentu, justru pihak Kolonial Belanda pun berusaha memberikan nama rupa bumi didalam peta dengan memakai istilah/nama yang telah dikenal di kalangan pribumi. Secara geografis, toponimi kota Jakarta menggambarkan bahwa kota Jakarta pada masa lalu merupakan lahan perawan yang memiliki flora dan fauna yang beraneka ragam. Pertambahan dan perkembangan penduduk baik secara kuantitas maupun kualitas merubah wajah kota Jakarta. Lahan yang perawan berupa hutan dan rawa berubah menjadi lahan pertanian, perkebunan, perkampungan dan tentu saja perkotaan dengan segala atribut yang menyertai wajah kota. Secara sosial, toponimi kota Jakarta mendeskripsikan tentang bagaimana suatu masyarakat memandang lingkungan tempat tinggalnya itu. Toponimi Provinsi DKI Jakarta terbagi dalam beberapa toponimi meliputi Jakarta Utara diantaranya Ancol, Cilincing, Japat; Jakarta Pusat diantaranya Gambir, Tanah Abang, Menteng; Jakarta Timur diantaranya Matraman, Jatinegara, Pulo Gadung; Jakarta Selatan diantaranya Ampera, Bintaro, Blok M; dan Jakarta Barat diantarnya Angke, Cengkareng, Glodok.
Perpustakaan BPNB Kalimantan Barat