Text
KEKUASAAN DAN TELLU CAPPA
Kerajaan Gowa dan Tallo pada awalnya adalah satu kerajaan. Keduanya kemudian terpecah menjadi dua kerajaan di masa pemerintahan Raja Gowa VI Tunatangka’lopi. Hal ini diebabkan karena perebutan kekuasaan diantara dua putranya, Batara Gowa dan Karaweng Lowe ri Sero. Dalam perkembangannya Kerajaan Gowa lebih bergiat pada dunia agraris, sedangkan Kerajaan Tallo karena letaknya yang strategis sejak lama telah lebih maju. Pada perkembangan berikutnya, ditengah usaha perluasan pengaruh kekuasaan yang dilakukan oleh penguasa Gowa terjadi insiden antara Gowa dan Tallo. Dibantu oleh Maros dan Palombangkeng, Tallo menyerbu Kerajaan Gowa dibawah pemerintahan Daeng Matantre. Penyerbuan tersebut diakhiri dengan kekalahan Tallo dan sekutunya. Alih-alih menjadi daerah bawahan sebagaimana daerah taklukan pada masa itu, justru Kerajaan Gowa dan Tallo melakukan satu ikrar yang kemudian menjadikan kedua kerajaan itu sebagai suatu kerajaan yang tak terpisahkan. Usaha memperluas pengaruh kekuasaan Kerajaan Gowa dan Tallo dilakukan dengan menggunakan tiga ujung (cappa). Dan tiga cappa itu adalah ujung lidah, ujung kemaluan, dan ujung badik. Ketiga cara ini telah dipraktekkan secara nyata sepanjang abad XVI. Ketiga ujung (cappa) ini bukanlah sebuah kesatuan yang dilaksanakan saling berurutan. Dalam implementasinya ketiga ujung ini tidak tergantung satu sama lain.
Perpustakaan BPNB Kalimantan Barat