Text
MENGGUGAT HISTORIOGRAFI INDONESIA
Buku Menggugat Historiografi Indonesia ini merupakan kumpulan tulisan antara dua orang sejarawan Indonesia yang sebagian pendapatnya bertentangan dan sebagian lagi saling mendukung. Perbedaan pandangan di kalangan sejarawan Indonesia adalah kekayaan yang sangat berharga bagi kemajuan historiografi Indonesia jika perbedaan itu mampu dikelola dengan jujur berdasarkan sikap saling menghargai, kaedah yang berlaku umum secara ilmiah, dan bebas dari ambisi politis. Oleh karena itu, kata menggugat tidak harus ditakuti karena kata itu hanya sebuah pernyataan yang bertujuan untuk mencapai sesuatu yang lebih baik secara bersama-sama dimasa depan. Adapun isi yang dibicarakan dalam buku ini adalah, buku ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berjudul Sejarawan Akademik dan Disorientasi Historiografi : Sebuah Otokritik yang isinya meliputi Pengingkaran yang menjerumuskan; Sejarawan Akademik di Menara Gading; Disorientasi di Perguruan Tinggi; Mencari Perspektif Alternatif; dan Daftar Pustaka. Sedangkan pada bagian kedua berjudul Pelurusan Sejarah dan Historiografi Alternatif, yang meliputi Pendahuluan; Buku Sejarah Nasional Indonesia; Pendidikan Sejarah Perjuangan Banga (PSPB); Diorama Monas Sebelum dan Sesudah 1965; Urgensi Pedoman Pendidikan Sejarah; Kontroversi Pahlawan Nasional; SBY, Presiden RI ke-8 bukan ke-6; G30S versi Samsudin; Sastra dan (Penelusuran) Sejarah; dan Catatan Akhir.
Perpustakaan BPNB Kalimantan Barat