Text
PERANAN DESA DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN DI SUMATERA BARAT 1945 - 1950
Di Sumatera Barat, akhir abad ke-19 telah terjadi perlawanan rakyat melawan kekuasaan Hindia Belanda dibawah pimpinan seorang ulama dengan sebutan Imam Bonjol. Belanda masuk ke daerah itu dan menggapai hati rakyat terutama di pedesaan, yaitu dengan berpura-pura ikut mempertahankan adat setempat. Carannya antara lain ikut berperan aktif dalam sistem pemilihan kepala negara melalui Kerapatan Nagari-nagari atau melalui Minangkabau Road. Para alim ulama yang cukup besar pengaruhnya di kalangan masyarakat pedesaan mengajak rakyat pedesaan untuk bersama-sama berjuang melawan penjajah dengan perang di jalan Allah (perang sabillilah). Hal seperti inilah yang membuat pertahanan pihak republikein tidak mudah dihancurkan oleh pihak Belanda. Keberhasilan pihak RI dalam membangun solidaritas masyarakat pedesaan dapat dilihat antara lain dari ungkapan frustasi Belanda yang dinyatakan berulang kali oleh Residen Belanda dalam laporan Maret 1949. Perjuangan yang meluas dari garis depan ke kampung-kampung adalah refleksi yang sesungguhnya dari ide-ide Tan Malaka, yang ditulis dalam brosurnya Sang Gerilya da Gerpolek, yang isinya menekankan gaya Murbanya-rakyat biasa.
Perpustakaan BPNB Kalimantan Barat