Temukan koleksi favoritmu

tersedia 274.090 koleksi, tersebar di seluruh perpustakaan di lingkungan kemdikbud

Sejarah Batik Tasikmalaya "Sejarah Dan Perkembangan Batik Sukapura Abad ke-20" | Katalog Induk Perpustakaan Kemdikbudristek

RECORD DETAIL
Back To PreviousXML DetailCite this

Text

Sejarah Batik Tasikmalaya "Sejarah Dan Perkembangan Batik Sukapura Abad ke-20"


Abstrak
Kabupaten Tasikmalayayang semula bernama Kabupaten Sukapura ini telah memproduksi batik dengan motif-motif lingkungan alam. Pada tahun 1900-an, pertumbuhan ekonomi di Sukapura mulai tampak, masa penjajahan Belanda tersebut Sukapura telah memiliki beberpa industri kreatif yang laku di pasaran Hindia Belanda, seperti payung, batik, dan anyaman. Corak Batik Tasik Parahyangan memberikan gambaran tentang maupun lingkunagan alam sekitarnya. Motif batik tasikmalaya parahyangan adanya perpaduan antara unsur alam, flora dan fauna yang dijadikan ciri khas batik tasik Parahyangan. Adaptasi yang terjadi khususnya pada batik Tasik Parahyangan adalah perkembangan motif batik sebagai ekspansi wilayah pengrajin batik, yaitu kelompok batik yang menyerupai batik Madura, batik Sawoan yang menyerupai batik Solo, serta batik Tasikmalaya yang memiliki motif alam, flora dan fauna. Kaitannya dengan batik Tasik Parahyangan sebagai daya tarik wisata, bahwa batik sebagai hasil Kerajinan ini memiliki nilai seni yang tinggi dan telah menjadi bagian dari budayabukan hanya di Jawa Barat bahkan diakui secara Nasional (Syarifudin, 2017, hal.16). Pengkajian Pelestarian Nilai Budaya “Sejarah Batik Tasikmalya” bertujuan untuk mengetahui Perkembangan, Hambatan dan alasan mengapa Kabupaten Sukapura memproduksi batik. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode sejarah, meliputi lima tahap yang menurut Kuntowijoyo adalah pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, (Kritik sejarah atau keabsahan sumber, Interpretasi, dan Penulisan (Kuntowijoyo, 1997 : 89). Desa Sukapura merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Tempat ini pernah menjadi saksi sejarah, yaitu tatkala Wiradadaha I menjabat sebagai Tumenggung, ia memindahkan ibu kota pemerintahannya dari Sukakerta ke Sukapura tepatnya di Leuwiloa (daerah kecamatan Sukaraja Sekarang). Di Desa Sukapura inilah Batik Sukapura di produksi. Awal mula mengapa di Kabupaten Sukapura terdapat batik. Pada masa lalu, para wanita harus menyediakan pakaian untuk suami-suami mereka, kondisi- kondisi ini berlaku bagi wanita istri penguasa atau istri petani. Dan disetiap pondok ada alat pemintal dan alat jahit dan tiap laki-laki akan membanggakan keindahan kain yang dibuat oleh istrinya (Raffles,2008:52). Batik Sukapura yang dibuat dari masa ke masa tidak pernah berubah, itulah sebabnya batik Sukapurahanya dipesan oleh orang-orang tertentu. Walaupun batik Sukapura harus melalui pasang surut keadaan seperti krisis dunia dan krisis moneter, para pengusaha batik tetap bertahan untuk mempertahankan batik Sukapura ini agar tidak hilang di tengah derasnya batik cap yang motifnya hampir sama. Dalam melakukan regenerasi, para pengusaha batik Sukapura tidak cukup membekalinya dengan keterampilan membatik semata, mereka juga menyekolahkan ke bagian desain di Yogyakarta bahkan ada pula yang menyekolahkan anaknya ke jurusan manajemen, dengan demikian upaya mempertahankan batik Sukapura terus berlanjut.


Collection Location

Perpustakaan BPNB Jawa Barat

Detail Information
Series Title
-
Call Number
B. 17 KSB
Publisher
Bandung : BPNB Jawa Barat.,
Collation
20,8cm.,29,3cm.,iv.,Illus.,96hlm.
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
B. 17 KSB
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
2019
Subject(s)

Specific Detail Info
2 Eksemplar
Statement of Responsibility
File Attachment
No Data
Comments

You must be logged in to post a comment