Temukan koleksi favoritmu

tersedia 274.246 koleksi, tersebar di seluruh perpustakaan di lingkungan kemdikbud

TRADISI DAN KEARIFAN KELOLA EKOSISTEM DANAU (di) LINDUNG (i) DI DESA EMPANGAU, EMPANGAU HILIR, DAN TELUK AUR, KECAMATAN BUNUT HILIR KAPUAS HULU | Katalog Induk Perpustakaan Kemdikbudristek

RECORD DETAIL
Back To PreviousXML DetailCite this

Text

TRADISI DAN KEARIFAN KELOLA EKOSISTEM DANAU (di) LINDUNG (i) DI DESA EMPANGAU, EMPANGAU HILIR, DAN TELUK AUR, KECAMATAN BUNUT HILIR KAPUAS HULU


Kapuas Hulu merupakan salah satu dari lima kabupaten di Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan Serawak, Malaysia. Dengan luas wilayah yang setara dengan 20,33% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat, sebagian wilayah topografi Kapuas Hulu merupakan dataran rendah berupa kawasan cekungan hamparan banjir dan danau-danau rawa atau lebak lebung. Salah satu cekungan tangkapan air atau lebak lebung paling utama dan paling luas di Kapuas Hulu adalah yang selama ini kita kenal sebagai Taman Nasional Danau Sentarum. Selain Danau Sentarum, terdapat ratusan danau rawa atau lebak-lebak lebung lainnya. Bahkan, menurut AM Nasir, Bupati Kabupaten Kapuas Hulu saat ini, di wilayah Kapuas Hulu terdapat sekitar 200 aliran sungai dan 246 danau dengan 24 diantaranya ditetapkan sebagai kawasan danau lindung. Danau lindung sendiri merupakan kawasan ekosistem rawa gambut berupa danau-danau dalam atau lebak lebung yang ditetapkan sebagai kawasan lindung berdasarkan pengetahuan dan kearifan lokal masyarakatnya. Dari cara masyarakat memandang dan memahami danau lindung dan ekosistemnya ini, pada gilirannya akan muncul suatu nilai-nilai norma atau pedoman bagaimana seharusnya mereka bertindak dan berperilaku terhadap alam dan lingkungannya. Adapun salah satu tujuan utama ditetapkannya suatu danau menjadi danau lindung adalah pelestarian dan pengembangan spesies ikan endemik lokal Kapuas Hulu, Red Arwana.

Translate :
Kapuas Hulu was one of five districts in West Kalimantan which directly bordered to Serawak, Malaysia. With an area that equals to 20.33% of total area in the province of West Kalimantan, some of the Kapuas Hulu’s topographic areas were lowlands in the form of flood basin and swamp lakes or lebak lebung. One of those basins or the main and the widest lebak lebung in Kapuas Hulu was what had been known as Danau Sentarum National Park. Besides, there were hundreds of swamp lakes or other lebak lembungs. Moreover, according to AM Nasir, the current Regent of Kapuas Hulu district, there were 200 river flows and 246 lakes with 24 of them were stated as danau lindung or protected lake area. Danau lindung itself was an area of peat swamp ecosystem in the form of deep lakes or lebak lebung which was stated as protected area based on local people’s knowledge and their local culture. From the way of how people see and understand these protected lakes and its ecosystem, then would emerge norm values or guidelines on how they should act and behave towards nature and the environment. One of the main objectives of establishing a lake as a protected lake was the preservation and development of the local Kapuas Hulu endemic fish species, Red Arowana.


Collection Location

Perpustakaan BPNB Kalimantan Barat

Detail Information
Series Title
-
Call Number
KEA - 577.63 (570-579)
Publisher
Jawa Barat : MEDIA JAYA ABADI.,
Collation
xii + 91hlm; 15,5cm x 23,5cm;ILUS
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
978-623-7526-13-1
Classification
KEA - 577.63 (570-579)
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
-
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility
File Attachment
No Data
Comments

You must be logged in to post a comment