Temukan koleksi favoritmu

tersedia 274.090 koleksi, tersebar di seluruh perpustakaan di lingkungan kemdikbud

PERTAMBANGAN INTAN DARI MASA KERAJAAN HINGGA MASA KEMERDEKAAN TINJAUAN SOSIAL EKONOMI PERTAMBANGAN RAKYAT DI CEMPAKA KALIMANTAN SELATAN | Katalog Induk Perpustakaan Kemdikbudristek

RECORD DETAIL
Back To PreviousXML DetailCite this

Text

PERTAMBANGAN INTAN DARI MASA KERAJAAN HINGGA MASA KEMERDEKAAN TINJAUAN SOSIAL EKONOMI PERTAMBANGAN RAKYAT DI CEMPAKA KALIMANTAN SELATAN


Sejak awal kemunculannya, pendulangan intan di daerah Cempaka digolongkan dalam pertambangan rakyat karena masih dilakukan secara tradisional dengan alat yang sederhana. Seiring perkembangan, proses pendulangan intan pun mengalami perubahan meskipun tidak signifikan. Perubahan yang sangat mencolok adalah digantikannya beberapa komponen peralatan dengan alat mesin, sehingga mengurangi tenaga kerja (terutama tenaga kerja wanita) dalam satu proses pendulangan intan. Namun demikian, pada akhirnya dalam memicik intan tetap dilakukan secara tradisional yaitu dengan cara malinggang. Tatuha luang adalah orang pertama yang memiliki peran penting dalam proses pendulangan intan, karena seluruh biaya yang dikeluarkan yang terbilang sangat banyak menjadi tanggung jawabnya. Kepercayaan lama yang masih dilakukan seperti minta petunjuk kepada malim, menjadi bagian dalam proses pendulangan intan. Meskipun pendulangan intan di wilayah ini sangat terkenal dimana-mana, bahkan pernah juga menemukan intan yang sangat menghebohkan (Intan Trisakti), namun para pendulang intan di daerah ini tetap dalam kondisi ekonomi yang memprihatinkan dibandingkan dengan para pembelantik (pedagang) intan itu sendiri. Keadaan ekonomi yang sangat pas-pasan dan tidak menentu tersebut ternyata mereka tetap setia bertahan sebagai pendulang intan.

Translate
Since its inception, diamond panning in the Cempaka area had been classified as community mining because it was still traditionally done with simple tools. Along with the development, the process of panning for diamonds had also changed, although not significantly. A very striking change was the replacement of some equipment components with machine tools, thereby reducing labour (especially female workers) in a diamond panning process. However, in the end the diamond pawning was still done traditionally, that was by way of malinggang. Tatuha leisure was the first person who had an important role in the process of diamond panning, because all costs incurred which were considered to be very much the responsibility. Old beliefs that were still carried out such as asking for instructions to the evening person, became part of the diamond panning process. Although diamond panning in this region was very well known everywhere, and even once found diamonds that were very horrendous (Diamond Trisakti), diamond panners in this area remained in a poor economic condition compared to the buyers (traders) of diamonds themselves. The economic situation was very mediocre and uncertain it turned out they remain faithful to survive as panning diamonds.


Collection Location

Perpustakaan BPNB Kalimantan Barat

Detail Information
Series Title
-
Call Number
KSE - 900 (900 - 909) HEN P
Publisher
Kalimantan Selatan : BPNB Pontianak.,
Collation
xvi+ 186hlm; 15cm x 21cm; ILUS
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
978-602-1202-01-2
Classification
KSE - 900 (900-909)
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
-
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility
File Attachment
No Data
Comments

You must be logged in to post a comment