Text
Menyorot Kebijakan Merdeka Belajar
Pendidikan itu merangkai masa depan. Apa pun jenisnya, dengan kekuatan yang dimiliki, pendidikan baik formal maupun nonformal menentukan perkembangan sebuah masyarakat. Lebih-lebih, pendidikan persekolahan, yang menandai pendidikan formal sebuah bangsa, akan memengaruhi gambaran besar bangsa di masa kini dan mendatang. Tak lain karena pendidikan persekolahan ibarat kapal besar yang meggerakkan warga bangsa untuk naik ke atasnya sebagai penumpang. Merdeka Belajar adalah kata-kata magis yang menggambarkan kebijakan terkini pendidikan di negeri ini. Platform itu disampaikan oleh Mendikbud Nadiem Makarim pada acara rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota di Jakarta, 11 Desember 2019.
Saat menjelaskan empat program pembelajaran nasional, Mendikbud menciptakan jargon Merdeka Belajar sebagai platform baru pendidikan nasional. Keempat program pembelajaran nasional di atas terdengar enak di telinga. Itu karena, ujian sekolah berbasis nasional akan diganti dengan ujian (asesmen). Juga, ujian nasional akan dihentikan pada tahun 2021 serta diganti dengan asesmen kompetensi minimun dan survei karakter. Selebihnya, rencana pelaksanaan pembelajaran akan dipersingkat, dan zona penertimaan peserta didik baru akan dibuat lebih fleksibel. Argumen Mendikbud pun atas pengambilan kebijakan program Merdeka Belajar di atas terdengar menyejukkan.
Untuk itu, buku ini memberikan sebuah analisis dan tanggapan kritis atas jargon Merdeka Belajar yang digaungkan oleh Kemendikbud tersebut. Sehingga, nantinya diharapkan dapat membawa dampak positif bagi perbaikan, pengembangan, dan kemajuan dunia pendidikan di Indonesia, khususya pendidikan Islam.